Multimedia pembelajaran revolusi industri era 4.0
Arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia. Disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0, yakni menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation. Menghadapi tantangan tersebut, pengajaran di perguruan tinggi pun dituntut untuk berubah, termasuk dalam menghasilkan dosen berkualitas bagi generasi masa depan.Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menjelaskan, berdasarkan evaluasi awal tentang kesiapan negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 Indonesia diperkirakan sebagai negara dengan potensi tinggi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia sebagaimana revolusi industri generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengangkat naik perekonomian secara dramatis.
Berikutnya, pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik yang memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dan lainnya yang mengubah wajah dunia secara signifikan.
Kemudian, revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan teknologi komputer, internet dan digital yang tidak saja mengubah dunia industri namun juga budaya dan habit generasi secara mendasar.
Revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan komputer super, kecerdasan buatan atau Intelegensi Artifisial. “Akan banyak pekerjaan hilang digantikan dengan robot atau kecerdasan buatan. Namun juga menjadi peluang karena banyak bidang pekerjaan baru yang muncul,” papar Ninok. Tantangan pendidikan ke depan adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang tidak akan tergantikan dengan mesin tersebut, tambahnya. Menghadapi tantangan tersebut, Wakil Rektor UMN Ir. Andrey Andoko menyampaikan pendidikan tinggi perlu mempersiapkan sumber daya yang memiliki kompetisi tersebut. "Saat ini pekerjaan yang bersifat rutin dan harian sudah banyak diambil alih mesin. Ke depan pekerjaan yang masih belum bisa diambil alih oleh mesin dan robot adalah pekerjaan yang membutuhkan kemampuan dalam melakukan analisa, mengambil keputusan atau berkolaborasi," jelas Andrey. Andrey menyampaikan ada beberapa kompetensi yang dibutuhkan mempersiapkan era industry 4.0 diantaranya adala kemampuan memecahkan masalah (problem solving), beradaptasi (adaptability), kolaborasi (collaboration), kepemimpinan (leadership), dan kreatifitas serta inovasi (creativity and innovation).
Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.
Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat.
Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Ia mengatakan, dengan pola kuliah seperti itu, kurikulum pendidikan tinggi nasional tidak secara otomatis harus berubah.
Meskipun demikian, kompetensi para dosen sudah mutlak harus ditingkatkan. Pasalnya, kuliah e-learning akan mereduksi interaksi antara dosen dan mahasiswa.
Jika dosennya tidak mampu menjelaskan mata kuliah secara komperehensif dan jelas, mutu lulusan yang akan dipertaruhkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia sebagaimana revolusi industri generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengangkat naik perekonomian secara dramatis.
Berikutnya, pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik yang memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dan lainnya yang mengubah wajah dunia secara signifikan.
Kemudian, revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan teknologi komputer, internet dan digital yang tidak saja mengubah dunia industri namun juga budaya dan habit generasi secara mendasar.
Revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan komputer super, kecerdasan buatan atau Intelegensi Artifisial. “Akan banyak pekerjaan hilang digantikan dengan robot atau kecerdasan buatan. Namun juga menjadi peluang karena banyak bidang pekerjaan baru yang muncul,” papar Ninok. Tantangan pendidikan ke depan adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang tidak akan tergantikan dengan mesin tersebut, tambahnya. Menghadapi tantangan tersebut, Wakil Rektor UMN Ir. Andrey Andoko menyampaikan pendidikan tinggi perlu mempersiapkan sumber daya yang memiliki kompetisi tersebut. "Saat ini pekerjaan yang bersifat rutin dan harian sudah banyak diambil alih mesin. Ke depan pekerjaan yang masih belum bisa diambil alih oleh mesin dan robot adalah pekerjaan yang membutuhkan kemampuan dalam melakukan analisa, mengambil keputusan atau berkolaborasi," jelas Andrey. Andrey menyampaikan ada beberapa kompetensi yang dibutuhkan mempersiapkan era industry 4.0 diantaranya adala kemampuan memecahkan masalah (problem solving), beradaptasi (adaptability), kolaborasi (collaboration), kepemimpinan (leadership), dan kreatifitas serta inovasi (creativity and innovation).
“Kebijakan strategis perlu dirumuskan dalam berbagai aspek mulai dari kelembagaan, bidang studi, kurikulum, sumber daya, serta pengembangan cyber university, risbang hingga inovasi. Saya berharap dalam Rakernas ini dapat dihasilkan rekomendasi pengembangan iptek dikti dalam menghadapi revolusi industri 4.0. ,” ujar Menteri Nasir.
Menristekdikti menjelaskan ada lima elemen penting yang harus menjadi perhatian dan akan dilaksanakan oleh Kemenristekdikti untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa di era Revolusi Industri 4.0, yaitu:
- Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital dan manusia untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy.
- Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.
- Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
- Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat.
- Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.
Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Selain itu, mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.
Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.
Terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung Revolusi Industri 4.0 dan ekosistem riset dan pengembangan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan pengembangan di Perguruan Tinggi, Lembaga Litbang, LPNK, Industri, dan Masyarakat.
Terobosan inovasi dan perkuatan sistem inovasi untuk meningkatkan produktivitas industri dan meningkatkan perusahaan pemula berbasis teknologi.
”Contoh paling mudah yang sudah dirasakan dalam era disrupsi ini adalah perkuliahan tidak akan banyak secara tatap muka di kelas. Bisa melalui video conference, e-learning, dan distance learning. Kalau itu bisa dilakukan, perguruan tinggi harus mulai mencobanya. Ini yang harus kami lakukan, tetapi saya belum membuat regulasinya,” kata Menristekdikti Mohamad Nasir di Kantor BPPT, Jakarta, Rabu 13 Desember 2017.
Ia mengatakan, dengan pola kuliah seperti itu, kurikulum pendidikan tinggi nasional tidak secara otomatis harus berubah.
Meskipun demikian, kompetensi para dosen sudah mutlak harus ditingkatkan. Pasalnya, kuliah e-learning akan mereduksi interaksi antara dosen dan mahasiswa.
Jika dosennya tidak mampu menjelaskan mata kuliah secara komperehensif dan jelas, mutu lulusan yang akan dipertaruhkan.
”Kompetensi dosen harus di-upgrade. Dosen yang tidak mau meng-upgrade diri pasti nanti ketinggalan,” tuturnya.
Direktur Jenderal Kelembagaan Kemenristekdikti Patdono Suwignjo menjelaskan, salah satu cara yang dilakukan Kemenristekdikti untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 adalah merevitalisasi 12 politeknik.
Kemenristekdikti juga sudah menyempurnakan regulasi yang melegitimasi pendidikan jarak jauh. ”Nanti kami akan tambah lagi aturan-aturan yang menyesuaikan dengan perkembangan implementasinya,” katanya.
Ia mengatakan, Revolusi Industri 4.0 akan banyak ”memakan korban”. Pekerjaan yang dulu bisa dilakukan secara manual, ke depannya bisa dilakukan oleh mesin. Di lain sisi, datangnya era disrupsi ini juga akan melahirkan banyak profesi dan lapangan pekerjaan baru, termasuk membuka pendirian program studi baru di semua kampus.
”Nanti, pekerjaan yang tidak ada, prodinya akan ditutup karena sudah tidak dibutuhkan. Misalnya, pekerjaan yang sifatnya inspeksi, nanti bisa dilakukan oleh robot. Nanti, program studi yang masih menangani masalah itu akan ditiadakan. Kemudian kompetensi apa yang harus dibangun, itu nanti didesain melalui kurikulum,” ucapnya.
Ia menuturkan, kecakapan dan visi rektor dalam membaca tantangan masa depan menjadi hal yang paling mendasar jika kampusnya ingin tetap eksis dan banyak peminat.
permasalahan :
1. Apakah dampak positif dan negatif dari revolusi industri era 4.0 ini terhadap multimedia pembelajaran?
2. apakah multimedia revolusi ini cocok digunakan pada semua tingkat pendidikan(sd,smp,sma,pn) di indonesia?
Saya aoan mencoba menjawab pertanyaan no.1 Contoh paling mudah yang sudah dirasakan dalam era disrupsi ini adalah perkuliahan tidak akan banyak secara tatap muka di kelas. Bisa melalui video conference, e-learning, dan distance learning. Kalau itu bisa dilakukan, perguruan tinggi harus mulai mencobanya. Ini yang harus kami lakukan, tetapi saya belum membuat regulasinya,” kata Menristekdikti Mohamad Nasir di Kantor BPPT, Jakarta, Rabu 13 Desember 2017.
BalasHapusIa mengatakan, dengan pola kuliah seperti itu, kurikulum pendidikan tinggi nasional tidak secara otomatis harus berubah.
Meskipun demikian, kompetensi para dosen sudah mutlak harus ditingkatkan. Pasalnya, kuliah e-learning akan mereduksi interaksi antara dosen dan mahasiswa.
Jika dosennya tidak mampu menjelaskan mata kuliah secara komperehensif dan jelas, mutu lulusan yang akan dipertaruhkan.
”Kompetensi dosen harus di-upgrade. Dosen yang tidak mau meng-upgrade diri pasti nanti ketinggalan,” tuturnya.
Direktur Jenderal Kelembagaan Kemenristekdikti Patdono Suwignjo menjelaskan, salah satu cara yang dilakukan Kemenristekdikti untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 adalah merevitalisasi 12 politeknik.
Kemenristekdikti juga sudah menyempurnakan regulasi yang melegitimasi pendidikan jarak jauh. ”Nanti kami akan tambah lagi aturan-aturan yang menyesuaikan dengan perkembangan implementasinya,” katanya.
Ia mengatakan, Revolusi Industri 4.0 akan banyak ”memakan korban”. Pekerjaan yang dulu bisa dilakukan secara manual, ke depannya bisa dilakukan oleh mesin. Di lain sisi, datangnya era disrupsi ini juga akan melahirkan banyak profesi dan lapangan pekerjaan baru, termasuk membuka pendirian program studi baru di semua kampus.
”Nanti, pekerjaan yang tidak ada, prodinya akan ditutup karena sudah tidak dibutuhkan. Misalnya, pekerjaan yang sifatnya inspeksi, nanti bisa dilakukan oleh robot. Nanti, program studi yang masih menangani masalah itu akan ditiadakan. Kemudian kompetensi apa yang harus dibangun, itu nanti didesain melalui kurikulum
Menurut saya dampak positif dari multimedia revolusi industri era 4.0 ini adalah semakin berkembang nya teknologi yang akan membuat multimedia semakin canggih, sehingga akan semakin menarik untuk digunakan, dan dengan multimedia yang semakin canggih juga dapat dilakukan dismartphone siswa bukan hanya dilaptop atau komputer yang sulit untuk dibawa kemana-mana.
BalasHapusAdapun dampak negatif dari multimedia revolusi industri era 4.0 ini semakin canggihnya perkembangan zaman maka membuat manusia menjadi malas dan lupa akan kodrat dirinya sebagai manusia.
Saya akan menjawab permasalahan no 2.
BalasHapusMenurut saya, ini tidak cocok untuk siswa sd, dikarenakan kurang nya keterampilan dalam menggunakan teknologi. Tapi untuk smp sma n pn mungkin ini cocok dan efektif.
Dampak fositifnya yaitu siawa tidak buta akan teknologi dan membantu dalam proses pembelajaran sedangkan dampak negatifnya yaitu karena menggunakan teknologi dan jika siswa menyalah gunakannya maka akan berpengaruh bagi perkembangannya
BalasHapusmenurut saya tidak efektif karna jika di sma dan ptb mungkin efektif tapi tidak untuk jenjang di bawahnya karna butuh waktu bagi bagi mereka untuk memahami proses layanan tsb
BalasHapussaya akan mencoba menjawab permasalahan yang kedua, menurut saya kalau media ini tidak terlalu cocok diterapkan di sd,smp karena nanti malah murid tersebut menyalah gunakan teknologi untuk bermain, tetapi kalau untuk sma ini sudah cocok digunakan, karena anak sma rata-rata sudah dewasa dan mudah untuk mengarahkannya.
BalasHapusAtas dasar konsep pembelajaran flipped, SIGONGmedia telah merancang Model Pembelajaran yang Berpusat pada Pembelajaran Berpusat berdasarkan Partisipasi, Komunikasi, Kolaborasi dan Diskusi. Model ini mencakup berbagai jenis pendidikan interaktif dan SNS seperti Java, HTML5, Model Pendidikan Fleksibel berbasis OSMU / Model Pendidikan / Model Pendidikan Interaktif berbasis Pendidikan Multilingual / Flipping dan Pembelajaran Sosial berbasis / Kolaborasi, Berbagi dan Diskusi berdasarkan Model Pendidikan Partisipatif / Model Pendidikan / Model Belajar Pendidikan dan Model Pendidikan yang Diperhatikan oleh Remix dan Authoring berdasarkan Model Pendidikan Keperawatan dan Model Pendidikan Berbasis Orang Tua.
BalasHapusMelalui penerapan platform pembelajaran ini, peserta mendapatkan layanan pendidikan paling maju di bidang pendidikan sekolah dasar di Korea. Oleh karena itu, kami percaya bahwa presentasi ini sangat membantu peserta yang tertarik dengan efektifitas desain dan implementasi pembelajaran interaktif lanjutan berdasarkan konsep pembelajaran terbalik di seluruh dunia.
Saya akan mencoba menjawab permasalahan kedua. Menurut saya multimedia era 4.0 ini dapat bermanfaat bagi anda siswa SMP keatas. Karena siswa SD masih terlalu dini jika harus menggunakan multimedia seperti ini. Multimedia ini juga cukup efektif karena mengikuti perkembangan zaman.
BalasHapusMenurut saya kurang cocok karena setiap sekolah seperti SD, SMP, dan SMA mempunyai tingkatan yang berbeda2 serta pemikiran yang berbeda pula. Alangkah baiknya jika di evaluasi kan terlebih dahulu. Agar dapat mengetahui cocok atau tidak nya digunakan.
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan nomor 1. Menurut saya, dampak positifnya adalah dalm pembelajaran dapat menggunakan berbagai macam variasi multimedia sehingga memudahkan siswa dalam belajar. Terutama penggunaan teknologi yang semakin maju juga turut menunjang keberhasilan belajar siswa.
BalasHapussaya akan menjawab permasalahan nomor 2. yang mana
BalasHapusEra revolusi 4.0 akan berbasis pada penggunaan dunia digital, komputerisasi, dan analisa big data serta teknologi artificial intelligence (AI) dalam dunia industri. Hal ini harus disambut oleh pelaku industri dengan penuh kehati-hatian dan bijak. revolusi ini akan fokus pada penggunaan teknologi komputer dalam segala aspek untuk mengantikan tenaga manusia. Hal ini sudah terlihat, pada beberapa aspek industri yang sudah menerapkan sistem komputer dengan mengantikan tenaga manusia.
sama halnya dalam pembelajaran menggunakan multimedia ataupun e-learning dengan menggunakan video gambar maupun animasi, dalam multimedia pembelajaran ini seorang guru harus lebih afektif dalam penyampaian materi serta memberikan tugas bagi masing-masing siswa, selain itu guru juga harus memastikan bahwa siswanya aktif dalam merespond setiap materi yang di ajarkan melalui aplikasi multimedia yang di gunakan.
Baiklah saya akan mencoba menjawab no 2 dimana Kehadiran teknologi komputer yang berkonsep pada AI serta internet of things membuat banyak orang sangat mudah dalam mengakses apapun melalui internet. Revolusi ini pun sangat ditakuti oleh banyak pihak, salah satunya lembaga keuangan.
BalasHapusKeuangan, Industri yang Paling Terancam
Industri yang saat ini paling terancam dengan kehadiran revolusi industri era 4.0 yakni lembaga keuangan. Pada akhir tahun 2017, disebut-sebut beberapa lembaga keuangan sedang gencar-gencarnya melakukan pengurangan tenaga kerja.
Pengurangan tersebut dikarenakan, peran pekerja front office Bank sudah mulai tidak lagi seperti dahulu yang selalu mengatasi masalah yang diaalmi oelh nasabah, tetapi kini hal itu tidak lagi berlaku. Disebabkan para nasabah lebih menyukai melakukan aktivitas perbankan melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri) maupun melalui mobile banking maupun internet banking.
Selain itu, munculnya Financial Technology (Fintech) merupakan inovasi di bidang keuangan. Di fintech, masyarakat hanya butuh membuka akses via website, lalu mereka bisa melakukan peminjaman sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, semua transaksi pun bisa dilakukan pada aplikasi-aplikasi milik lembaga fintech tersebut. Sehingga sangat mudah diterapkan oleh para nasabah yang ingin melakukan aktivitas keuangan.
Kehadiran revolusi industri 4.0 memang tak bisa dibendung, dan tak bisa juga dipungkiri dapat membuat banyak industri melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada para karyawannya yang tidak lagi bisa bersaing dan mengikuti perkembangan teknologi.
Keuntungan Revolusi Industri 4.0, Bekerja dari Rumah
Dibalik ancaman revolusi industri era 4.0 terdapat keuntungan yang sangat-sangat diidamkan oleh para pekerja. Terlebih bagi mereka yang selalu rindu akan suasana rumah. Yah, kehadiran revolusi industri 4.0 membuat banyak pekerja bisa bekerja dari rumah.
Terpenting, mereka bisa terhubung dengan yang namanya internet. Orang-orang yang bekerja di rumah, cukup berkoordinasi via telpon maupun via email dengan atasan mereka atau dengan perusahaan yang memberikan mereka pekerjaan. Setelah itu, mereka bisa mengerjakan pekerjaan yang diberikan tersebut dari rumahatau dari mana pun yang memiliki akses internet tanpa harus datang ke kantor.
Menurut saya cocok digunakan untuk setiap instansi pendidikan dari sd hingga sma
BalasHapus