RESUME 4 : PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
PENGERTIAN E-LEARNING
tentut telinga kita sudah tidak asing dengan kata2-kata E-learning ,,,, ya , ada kata-kata " e " yang menurut saya artinya ke elektronik ,, dan berkaitan langsung dengan teknologi . ok kita gali langsung Pengertian e-learning, pada umumnya terfokus pada cakupan media atau teknologinya. E-learning menurut Gilbert & Jones dalam Surjono (2007) adalah suatu pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik, seperti internet, intranet/ekstranet, satelite broadcast, audio/video, TV interaktif, CD-ROM dan computer based training (CBT). E-learning juga diartikan sebagai seluruh pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik. untuk membantu interaksi dan penyampaian materi selama proses pembelajaran. Urdan dan Weggen menyatakan e-learning sebagai suatu pengiriman materi melalui semua media elektronik, termasuk internet, intranet, siaran radio satelit, alat perekam audio/video, TV interaktif, dan CD-ROM.
sebenarnya e-learning pada pembelajaran di sekolah-sekolah khususnya pembelajaran sains telah diterapkan sejak beberapa tahun yang lalu. Selain untuk tujuan pembelajaran, penerapan e-learning juga sebagai sarana untuk mengenalkan teknologi informasi kepada peserta didik. Namun sampai sekarang pemanfaatannya masih kurang optimal. Bahkan sebagian orang beranggapan bahwa penerapan e-learning hanya sekedar mengikuti trend saja tanpa menghiraukan apakah tujuan pembelajaran dapat tercapai atau tidak. Oleh karena itu, penelitian atau kajian pustaka tentang implementasi e-learning khususnya pada pembelajaran sains perlu terus dilakukan.
dalam studie kimia , Pembelajaran kimia pada umumnya hanya terbatas pada penggunaan bahan ajar berupa buku teks dan LKS sehingga siswa kurang dapat memahami konsep mikroskopik. Lemahnya interaksi antara guru dengan siswa serta kecepatan belajar siswa yang seringkali dianggap sama juga merupakan kendala dalam pembelajaran kimia, maka dari itu usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran kimia saat ini terus dilakukan, termasuk peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran. Peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan siswa dalam menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi dengan tidak meninggalkan faktor pemahaman dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran kimia. Teknologi informasi dan komunikasi seharusnya menjadi alat sehari-hari dalam kegiatan belajar dan membelajarkan
banyak penelitian yang menggali informasi tentang e-learning , Beberapa ahli mengemukakan bahwa istilah “e-learning” mengacu pada penggunaan teknologi internet untuk menyajikan sejumlah pilihan solusi yang sangat luas yang mengarahkan pada peningkatan pengetahuan. Sehingga menurut beberapa ahli yaitu Mary Daniels Brown dan Dave Feasey (2001) sebagaimana dikutip oleh Siahaan (2005: 66) mengemukakan bahwa e-learning adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan, seperti: internet, Local Area Network (LAN), atau Wider Area Network (WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi, serta didukung oleh berbagai layanan belajar lainnya. E-learning mempermudah interaksi antara siswa dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara siswa dengan guru maupun antara sesama siswa. Siswa dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri siswa. Guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para siswa.
Fungsi dan Tujuan e-Learning
1. Fungsi e-Learning
e-Learning sebagai suatu model pembelajaran yang baru memiliki beberapa fungsi terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction). Siahaan dalam Kamil (2010), memaparkan fungsi e-Learning tersebut sebagai berikut:
a. Suplemen; Dikatakan berfungsi sebagai suplemen atau tambahan apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran.
b. Komplemen; Dikatakan berfungsi sebagai komplemen atau pelengkap apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis: 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
c. Substitusi; Beberapa perguruan tinggi di negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
2. Tujuan e-Learning
Tujuan e-Learning adalah untuk meningkatkan daya serap dari para pembelajar atas materi yang diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif dari para pembelajar, meningkatkan kemampuan belajar mandiri, dan meningkatkan kualitas materi pembelajaran. Diharapkan dapat merangsang pertumbuhan inovasi baru para pembelajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. e-Learning merupakan alternatif pembelajaran yang relatif baru untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dengan menggunakan berbagai fasilitas teknologi informasi, seperti teknologi komputer baik hardware maupun software, teknologi jaringan seperti local area network dan wide area network, dan teknologi telekomunikasi seperti radio, telepon, dan satelit. Salah satu bagian dari kegiatan e-Learning yang menggunakan fasilitas internet adalah distance learning, merupakan suatu proses pembelajaran, dimana pengajar dan pembelajar tidak ada dalam satu ruangan kelas secara langsung pada waktu tertentu; artinya kegiatan proses belajar mengajar dilakukan dari jarak jauh atau tidak dalam satu ruangan kelas. Hal ini memungkinkan terjadinya pembelajaran yang berkesinambungan, artinya pembelajar bisa belajar setiap saat, balk slang maupun malam hari, tanpa dibatasi waktu perternuan. Berbagai peluang tersebut diatas rnasih menghadapi berbagi tantangan baik dari kesiapan iqfrastuktur teknologi informasi, masyarakat, dan peraturan yang mendukung terhadap kelangsungan e-Learning. Dikemukakan juga sepintas mengenai peluang dan tangangan media e-Learning, seperti pada media voice mail, audiotape, audioconference, e-mail, online chat, web based education, videotape, satellite videoconference, microwave videoconference, dan cable atau broadcast television.
4. Model-Model e-Learning
Berdasarkan definisi dari ASTD, e-Learning bisa dibagi ke dalam empat model, yaitu:
1. Web-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Web)
Pembelajaran berbasis web merupakan “sistem pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan antarmuka web” (Munir 2009:231). Dalam pembelajaran berbasis web, peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran secara online melalui sebuah situs web. Merekapun bisa saling berkomunikasi dengan rekan-rekan atau pengajar melalui fasilitas yang disediakan oleh situs web tersebut.
2. Computer-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Komputer)
Secara sederhana, pembelajaran berbasis komputer bisa didefinisikan sebagai kegiatan pembelajaran mandiri yang bisa dilakukan oleh peserta didik dengan menggunakan sebuah sistem komputer. Rusman (2009: 49) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis komputer merupakan “... program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan software komputer yang berisi tentang judul, tujuan, materi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.”
3. Virtual Education (Pendidikan Virtual)
Berdasarkan definisi dari Kurbel (2001), istilah pendidikan virtual merujuk kepada suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi di sebuah lingkungan belajar di mana pengajar dan peserta didik terpisah oleh jarak dan/atau waktu. Pihak pengajar menyediakan materi-materi pembelajaran melalui penggunaan beberapa metode seperti aplikasi LMS, bahan-bahan multimedia, pemanfaatan internet, atau konferensi video. Peserta didik menerima mater-materi pembelajaran tersebut dan berkomunikasi dengan pengajarnya dengan memanfaatkan teknologi yang sama.
4. Digital Collaboration (Kolaborasi Digital)
Kolaborasi digital adalah suatu kegiatan di mana para peserta didik yang berasal dari kelompok yang berbeda (kelas, sekolah atau bahkan negara bekerja) bersama-sama dalam sebuah proyek/tugas, sambil berbagi ide dan informasi dengan seoptimal mungkin memanfaatkan teknologi internet.
Permasalahan :
1. e-learning bersifat individual sehingga siswa yang aktif dan cepat menyerap materi pelatihan akan bisa maju dengan lebih cepat.lalu bagaimana dengan siswa yang tidak aktif? Dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut?
Menurut saya, minat belajar tergantung dari setiap individu siswa tersebut, jadi hal yang perlu dilakukan adalah menumbuhkan motivasi siswa agar rajin belajar dan membantunya agar bisa paham dalam materi tersebut sehingga disini juga diperlukan peran guru, jadi bukan hanya siswa belajar secara indivudual tapi juga dibantu dengan penjelasan guru, diharapkan bahwa e-learning ini dijadikan media untuk mencari sumber informasi dikala guru tidak sempat menjelaskan, dan memperdalam pengetahuan karena tidak semua yang diajarkan guru dapat tercakup menyeluruh, dengan melakukan hal tersebut siswa Yang tidak aktif juga diharapkan partisipasinya dalam belajar, dapat juga dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa sehingga ia dapat belajar
BalasHapusya betul, tetapi sebagai guru kita bisa saja memunculkan mnat belajar siswa.. jadi minat belajar itu tidak harus tergantung pada kesadaran siswa saja
Hapus
BalasHapusAssalamualaikum.. Baik lah saya akan menjawab permasalahan dari anda.
jika siswa tidak aktif dalam pembelajaran e-learnning ini kita selaku guru perlu mengetahui apa penyebab dia malas dalam belajar. Mungkin saja dia Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi sehingga menyebabkan dia cenderung gagal
Tidak semua orang paham dalam menggunakan komputer hal ini juga mempengaruhi sisiswa kurang aktif dalam pembelajaran e-learnning nah untuk mengatasi ini maka kita selaku guru harus lebih memahami menggunakan komputer sehingga siswa kita yang tidak tau bisa kita ajari.bisa juga dilihat dari kelengkapan komputernya, apakah komputernya memang cukup digunakan oleh semua siswa supaya siswa semua dapat memanfaatkan fasilitas sekolah dengan baik.
jika siswa tidak paham, sebagai guru kan bisa mengajrkan dan mengenalkan cara menggunakan komputer pada siswa nya
HapusMenurut pendapat saya :
BalasHapusbeberapa penelitian telah mempelajari pengalaman emosional siswa dalam mengikuti e-learning, dan ternyata didapati bahwa cukup banyak siswa yang merasa terasing dan terisolasi dalam dunia e-learning. Sebagai suatu proses pembelajaran, e-learning pastilah terhubung dengan emosi. Hal tersebut akan membuat pengembangan e-learning dan pengajaran di dalam e-learning dapat lebih kaya dan otentik.
untuk meminimalisir hal tersebut harus tetap diadakan pertemuan tatap muka beberapa kali agar lebih saling mengenal dan memberikan nilai yang objektif, dan membantu permasalahan alasan mengapa siswa kurang aktif selain itu juga mahasiswa harus lebih aktif dalam proses elearning ini agar tidak tertinggal pelajaran.
penelitian yang sperti apa yang anda maksud karna disini anda tidak menglengkapinya dengan contoh nya
HapusBeberapa cara adalah dengan:
BalasHapusMemancing siswa untuk secara simultan melakukan eksplorasi informasi lewat intenet, semisal melalui pertanyaan-pertanyaan.
Meminta siswa mengunjungi suatu atau beberapa website atau blog yang menyajikan informasi terkait pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, yang sebelumnya telah dicek oleh guru.
Yang lebih baik lagi adalah dengan memberikan semacam stimulus atau sekedar batasan topik, atau memunculkan permasalahan untuk dipecahkan siswa dalam sebuah pembelajaran, sehingga tidak ada arahan mereka harus pergi ke suatu situs web tertentu, atau karena harus menjawab pertanyaan tertentu, tetapi eksplorasi di internet lebih karena kebutuhan siswa tersebut akan informasi untuk riset yang mereka tentukan sendiri.
Semakin diberikan kebebsan siswa untuk mencari dan menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya, tentunya semakin baik karena akan terbentuk kemandirian belajar dalam diri siswa itu.
tentu ada banyak cara yang bisa dilakukan.. dan itu smeua tergantung kepada guru nya mau menggunan cra apa karan guru yang berperan penting dala pembelajaran
Hapusdiharapkan bahwa e-learning ini dijadikan media untuk mencari sumber informasi dikala guru tidak sempat menjelaskan, dan memperdalam pengetahuan karena tidak semua yang diajarkan guru dapat tercakup menyeluruh, dengan melakukan hal tersebut siswa Yang tidak aktif juga diharapkan partisipasinya dalam belajar, dapat juga dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa sehingga ia dapat belajar
BalasHapusya, dengan e learing juga siswa dituntut supaya belajar mandiri dan tanggap dalam menggali informasi yang kurang dipahami
Hapussaya akan menjawab permasalahan dari anda.
BalasHapusjika siswa tidak aktif dalam pembelajaran e-learnning ini kita selaku guru perlu mengetahui apa penyebab dia malas dalam belajar. Mungkin saja dia Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi sehingga menyebabkan dia cenderung gagal. Dan bisa juga kita lakukan dengan memberikan semacam stimulus atau sekedar batasan topik, atau memunculkan permasalahan untuk dipecahkan siswa dalam sebuah pembelajaran, sehingga tidak ada arahan mereka harus pergi ke suatu situs web tertentu, atau karena harus menjawab pertanyaan tertentu, tetapi eksplorasi di internet lebih karena kebutuhan siswa tersebut akan informasi untuk riset yang mereka tentukan sendiri.
Semakin diberikan kebebsan siswa untuk mencari dan menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya, tentunya semakin baik karena akan terbentuk kemandirian belajar dalam diri siswa itu.
bagaimana cara guru mengetahui penyebab siswa malas belajar,, disini anda tidak menjelaskan nya..apakah dengan evaluasi atau dengan cara yang lain
HapusAssalamualaikum.. Baik lah saya akan menjawab permasalahan dari anda.
BalasHapusjika siswa tidak aktif dalam pembelajaran e-learnning ini kita selaku guru perlu mengetahui apa penyebab dia malas dalam belajar. Mungkin saja dia Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi sehingga menyebabkan dia cenderung gagal
Tidak semua orang paham dalam menggunakan komputer hal ini juga mempengaruhi sisiswa kurang aktif dalam pembelajaran e-learnning nah untuk mengatasi ini maka kita selaku guru harus lebih memahami menggunakan komputer sehingga siswa kita yang tidak tau bisa kita ajari.bisa juga dilihat dari kelengkapan komputernya, apakah komputernya memang cukup digunakan oleh semua siswa supaya siswa semua dapat memanfaatkan fasilitas sekolah dengan baik.
disini anda tidak menjelaskan cara yang digunakan guru untuk mengetahui kekurangan siswanya
HapusUntuk siswa yamg tidak aktif, guru dapat membantu siswa tersebut dengan cara belajar dengan teman sebangku atau teman dekatnya yang lebih pintar. Cara ini memungkinkan siswa tersebut untuk banyak memahami materi apabila belajar bersama teman sebayanya.
BalasHapusya saya sependapat , tetapi kalau hanya belajar dengan teman sebangku, belum tentu teman sebangku kita juga paham akan materi yang kita tanyakan. sebaiknya belajarnya di lungkup luas lagi
HapusSaya akan mencoba menjawab permasalahan Anda dimana guru berperan disini sebagai pemberi stimulus bisa melalui tugas atau jenis ujian lainnya, sehingga memudahkan guru mengontrol semua aktivitas siswanya.
BalasHapusbagaimana cara guru yang lain jika stimulus itu tidan merangsang siswanya
HapusMenurut saya untuk siswa yang tidak aktif seharusnya guru harus lebih memotivasi anak itu sehingga dia mau belajar dan jika ada kelompok yang malas digabung dengan yang rajin sehingga dia mau belajar
BalasHapusmemotivsi drngan cara seperti apa maksdnya, karna anda tidak memasukan contoh nya
Hapusperlu dilakukan adalah menumbuhkan motivasi siswa agar rajin belajar dan membantunya agar bisa paham dalam materi tersebut sehingga disini juga diperlukan peran guru, jadi bukan hanya siswa belajar secara indivudual tapi juga dibantu dengan penjelasan guru, diharapkan bahwa e-learning ini dijadikan media untuk mencari sumber informasi dikala guru tidak sempat menjelaskan, dan memperdalam pengetahuan karena tidak semua yang diajarkan guru dapat tercakup menyeluruh, dengan melakukan hal tersebut siswa Yang tidak aktif juga diharapkan partisipasinya dalam belajar, dapat juga dilakukan dengan cara memberikan tugas kepada siswa sehingga ia dapat belajar
BalasHapusbisakah anda memberkan contoh apa yang dilakukan guru agar siswanya paham akan meteri..disini saya lihat anda tidak menjelasan contoh nya
Hapussaya akan menjawab permasalahan anda jadi menurut saya cara membantu siswa yang agak terlambat dalam berpikir, yaitu kita dapat memberikan penjelasan secara perlahan-lahan sampai siswa tersebut memahaminya,karena kan dengan e-learning tidak terlalu membuang waktu guru untuk bertatap muka, guru hanya menjelaskan dengan menggunakan handphone,jadi bisa sambil membuat pekerjaan sehari-hari pun bisa.
BalasHapusya saya sependapat, tetapi jika memberikan pembahsan secara pelan maka akan membuat siswa bosan dan mengantuk, adakah cara ain yang lebih efisien?
BalasHapusOleh karena itu, diperlukan kegiatan tatap muka juga. Selain itu, pendidik juga harus bisa membangkitkan kepercayaan diri siswanya dengan cara tidak membedakan satu sama lain. Juga bisa memanfaatkan media sosial untuk membangkitkan motivasi siswanya.
BalasHapusSelain itu, untuk membantu siswa yang kurang aktif dalam e-learning, bisa dilakukan dengan cara memberikan penjelasan yang mudah di mengerti karena bisa jadi peserta didik tersebut tidak mengerti namun malu untuk mengatakan. Disini lah diperlukannya pendekatan agar peserta didik tersebut merasa diakui keberadaannya dan tidak minder dengan teman yang lebih baik darinya.
BalasHapusPembelajaran kimia pada umumnya hanya terbatas pada penggunaan bahan ajar berupa buku teks dan LKS sehingga siswa kurang dapat memahami konsep mikroskopik. Lemahnya interaksi antara guru dengan siswa serta kecepatan belajar siswa yang seringkali dianggap sama juga merupakan kendala dalam pembelajaran kimia, maka dari itu usaha-usaha peningkatan kualitas pembelajaran kimia saat ini terus dilakukan, termasuk peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran. Peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan siswa dalam menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi dengan tidak meninggalkan faktor pemahaman dan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran kimia. Teknologi informasi dan komunikasi seharusnya menjadi alat sehari-hari dalam kegiatan belajar dan membelajarkan
BalasHapussedikit tambahan dari saya, Salah satu faktor penting yang mempengaruhi proses belajar adalah dan faktor pendekatan belajar (approach to learning). Pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi belajar di sekolah atau di semua tempat belajar. Pembelajaran sains tidak hanya menghasilkan hasil belajar berupa produk saja yang berupa ranah kognitif, tetapi juga ranah proses (psikomotorik), dan ranah sikap (afektif).
BalasHapusUntuk siswa yang kurang aktif, tunjuk mereka untuk menjawab soal tapi berikan soal yg mudah, saat dia merasa keberadaannya di perhitungkan atau di anggap di kelas.
BalasHapus