RESUME 2 :PRINSIP DASAR MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

Gambar terkait








Latar Belakang
       Pembelajaran yang dilaksanakan oleh seseorang yang belajar berlangsung secara terencana, terarah, terkontrol, dan terukur merupakan aktivitas belajar baik. pada pebelajar maupun pembelajar sendiri.Bila diperhatikan dengan seksama maka pembelajar belajar mengenal pebelajar berkenaan dengan karakteristik pebelajar, sedangkan pebelajar belajar sesuai tuntutan kehidupan untuk memperloleh pengalaman belajar mencakup penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kepribadian mulia, dengan ketrampilan yang muatan ranah afektif, psikomotorik, dan kognitif. Dengan demikian, pembelajar perlu memiliki prinsip-prinsip mendasar dalam pembelajaran bahkan proses belajar mengajar perlu dikembangkan dengan manajemen pengembangan media pembelajaran.
      Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran akan memberikan kontribusi terhadap efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran. Berbagai hasil penelitian pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada pesertandidik dalam proses pembelajaran. Namun demikian peran  tenaga pengajar itu sendiri juga menentukan terhadap efektifitas penggunaan media dalam pembelajaran.  Peranan tersebut tercermin dari kemampuannya dalam memilih media yang digunakan. Karena hal tersebut dapat menentukan kemajuan suatu pembelajaran terhadap peserta didik. Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai . jadi Media Pembelajaran merupakan alat bantu yang tidak dapat ditolak dan dipungkiri  keberadaannya, karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan penyampaian pesan-pesan kepada siswa.

Definisi Multimedia Pembelajaran

     Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linear, dan multimedia interaktif. Multimedia linear adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya TV dan film.
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game dll.
     Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktivitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktivitas belajar dan pembelajaran adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsur-unsurnya sehingga dapat merubah perilaku siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, ketrampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.

Teknologi dalam dunia pendidikan mutlak diperlukan karena pembelajaran modern akan mampu mendongkrak peningkatan dalam kinerja pendidikan. Sudah bukan saatnya lagi sibuk dengan metode konvensional yang identik dengan ceramah dan pemberian tugas yang membuat anak semakin bosan untuk belajar. Pembelajaran Multimedia punya kekuatan yang dahsyat dalam menyajkan pembelajaran yang nyaris tak pernah membosankan.
 Dalam pembelajaran, multimedia sangat membantu guru dalam menyampaikan materi. Multimedia terdiri dari tiga level yaitu didasarkan pada alat-alat yang digunakan untuk mengirimkan pesan (media pengirimannya), format-format representasi yang digunakan untuk menyajikan pesan (mode-mode presentasinya seperti gambar, teks dan lain-lain), dan modalitas indrawi yang digunakan pengguna/siswa untuk menerima pesan (pancaindera). Multimedia pembelajaran bukan hanya sekedar perpaduan berbagai media tanpa ada landasan atau pendekatan sebagai dasar pembelajarannya. Berikut akan dibahas prinsip-prinsip dalam multimedia pembelajaran.
Rosch menyatakan bahwa multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video. Sementara Mc. Cormick mendefinisikan multimedia sebagai kombinasi dari tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks. Robin & Linda mengartikan multimedia sebagai alat yang dapat menciptkakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, auido, dan gambar video (Suyanto, 2003: 5).Ade Cahyana dan Devi Munandar (2008) memberikan definisi teknologi multimedia sebagai perpaduan dari teknologi komputer baik perangkat keras maupun perangkat lunak dengan teknologi elektronik. Menurut keduanya sekarang ini perkembangan serta pemanfaatan teknologi multimedia banyak digunakan hampir di seluruh aspek kegiatan.
Dalam buku yang berjudul ”The Developers Handbook to Interaktive Multimedia”, Rob Philip (1997: 8) menjelaskan :
”The term ‘multimedia’ is a catch-all phrase to describe the new wave of computer software that primarily deals with the provisions of information. The ’multimedia’ component is characterized by the presence of text, picture, sound, animation and video; some or all wich are organized into some coherence program. The ‘interactive’ component refers to the process of empowering the user to control the environment usually by a computer.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan dari beberapa elemen informasi yang dapat berupa teks, gambar, suara, animasi, dan video. Program multimedia biasanya bersifat interaktif.

Komponen Multimedia Pembelajaran
Hofstetter sebagaimana dikutip oleh Suyanto menyatakan bahwa terdapat empat komponen penting dalam multimedia. Empat komponen tersebut adalah: (a) komputer, yang berfungsi untuk mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, serta berinteraksi dengan user; (b) link, yang menghubungkan user dengan informasi yang ada dalam program multimedia; (c) alat navigasi, yang berguna untuk memandu user dalam menjelajah informsi; (d) ruang untuk mengumpulkan, memproses, dan mengkomunikasikan gagasan user (2003: 52).
Empat komponen multimedia yang disebutkan oleh Hofstetter di atas merupakan bentuk dari adanya interaktivitas dalam multimedia. Interaktivitas merupakan pusat perhatian utama dalam desain seting media pembelajaran seperti computer assisted instruction (CAI), computer assisted learning(CAL), dan online learning environments (Hsinyi Peng: 2008).
Perangkat multimedia yang berbasis komputer dibedakan menjadi perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras multimedia terdiri dari empat unsur utama yaitu: input unit, central processing unit, memory, dan output unit.  Unit input adalah bagian penerima dan memasukkan data maupun instruksi. Central Processing Unit (CPU) berperan melaksanakan  dan mengatur instruksi, termasuk menghitung dan membandingkan. Memory atau storage merupakan bagian yang berfungsi untuk menyimpan informasi. Sedangkan unit output berfungsi sebagai penyaji informasi.

Jenis-Jenis Multimedia Berbasis Komputer

Rob Philips  mengemukakan bahwa multimedia yang berbasis komputer terdiri dari multimedia interkatif dan multimedia yang tidak interaktif (1993: 8). Interaktif maksudnya pengguna dapat mengontrol pengoperasian program sesuai dengan yang dikehendaki, sedangkan yang tidak interaktif adalah sebaliknya.
Multimedia interaktif dapat dibedakan menjadi multimedia interaktif of line dan on line. Multimedia interaktif of line adalah program multimedia yang tidak terkoneksi dengan internet, hanya beroperasi pada komputer stand alone. Sedangkan multimedia interaktif on line adalah program multimedia yang terkoneksi dengan jaringan internet atau sering disebut dengan istilah hypermedia.
Sims  mendeskripsikan bahwa dalam lingkungan belajar online yang interaktif, kontrol terhadap peserta didik melalui komunikasi aktif berupa pemberian umpan balik merupakan komponen interaktivitas yang esensial. Dalam konsep pendidikan jarak jauh, interaksi merupakan aspek yang penting jika kualitas pendidikan jarak jauh ingin diwujudkan (Wilson: 2004).
Berdasarkan tingkat interaktivitasnya, multimedia dibedakan menjadi multimedia interaktif tingkat operator dan multimedia interaktif tingkat kreator. Interaksi yang terjadi pada tingkat operator, pengguna hanya bisa memilih atau menentukan menu-menu atau perintah yang tersedia. Sedangkan pada multimedia interaktif tingkat kreatorpengguna dapat memanfaatkan program untuk berkreasi sesuai dengan materi yang ada di dalamnya (Wang Qiyun & Cheung Wing Sum, 2003: 218).
Berdasarkan bentuk program pembelajaran yang dikembangkan, multimedia interaktif dibedakan menjadi: (a) drill and practice; (b) tutorial; (c) simulation; (d) game; dan (e) problem solving (Heinich: 1996: 9-12). Muirhead (2001), mendefinisikan interaktif sebagai komunikasi, partisipasi,  dan umpan balik yang membantu siswa dan guru untuk berinteraksi secara aktif. Multimedia pembelajaran hendaknya memiliki tingkat interaktivitas yang tinggi, agar proses pembelajaran mandiri berlangsung dinamis.
Berkaitan dengan jenis multimedia, program multimedia yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah multimedia interkatif yang bersifat on line, dan dari segi bentuknya berupa multimedia yang berisi tutorial dan problem solving.

Prinsip Pengembangan Multimedia Pembelajaran

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan media pembelajaran meliputi: prinsip kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat perhatian, pengulangan, partisipasi aktif peserta didik, dan umpan balik (Abdul Gafur, 2007: 20-22).
Prinsip kesiapan dan motivasi menekankan bahwa kesiapan dan motivasi peserta didik untuk menerima informasi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Kesiapan peserta didik mencakup kesiapan pengetahuan prasyarat, kesiapan mental, dan kesiapan fisik. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan atau mengikuti kegiatan belajar. Motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik  (Abdul Gafur, 2007: 20).
Penggunaan alat pemusat perhatian dalam media pembelajaran dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik untuk fokus terhadap materi pelajaran. Hal ini membantu konsentrasi peserta didik dalam memahami isi pelajaran sehingga penguasaan mereka menjadi lebih baik.
Informasi atau keterampilan baru jarang sekali dapat dikuasai secara maksimal hanya dengan satu kali proses belajar. Agar penguasaan terhadap informasi atau keterampilan baru tersebut dapat lebih optimal, maka perlu dilakukan bebrapa kali pengulangan. Prinsip pengulangan ini harus diperhatikan dalam mengembangkan media pembelajaran.
Proses belajar mengajar akan lebih berhasil manakala terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Oleh karena itu media pembelajaran yang digunakan hendaknya mampu menimbulkan keterlibatan peserta didik secara aktif (interaktif) dalam proses belajar
Umpan balik yang diberikan oleh pengajar secara tepat dapat menjadi pendorong bagi peserta didik untuk selalu meningkatkan prestasinya. Untuk itu, pengajar harus memberikan respon umpan balik secara berkala terhadap kemajuan belajar peserta didik (Abdul Gafur, 2007: 20).
Prinsip-prinsip tersebut di atas dapat diakomodasi dalam sebuah media pembelajaran berupa multimedia pembelajaran interaktif dan web pembelajaran

 Prinsip-Prinsip Multimedia untuk Pembelajaran
 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Richard E. Mayer (2001) menunjukan bahwa anak didik kita memiliki potensi belajar yang berbeda-beda. Kini dunia pendidikan makin maju, dapatkah modalitas belajar siswa yang berbeda-beda ini dibawa dalam sebuah teknologi Multimedia? Menurut Mayer ada 12 prinsip desain multimedia pembelajaran yang dapat diterapkan di Pembelajaran, yaitu:
1.  Prinsip Multimedia
Siswa bisa belajar lebih baik dengan gambar dan kata dari pada sekedar kata-kata saja. Karena dinamakan multimedia berarti wajib mampu mengkombinasikan berbagai media (teks, gambar, grafik, audio/narasi, video, animasi, simulasi, dll) menjadi satu kesatuan yang harmonis. Sebab kalau tidak namanya bukan multimedia tapi single-media.

2.  Prinsip Kesinambungan Spasial
Siswa bisa belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait disandingkan berdekatan dibandingkan apabila disandingkan berjauhan atau terpisah. Oleh karena itu, ketika ada gambar (atau hal lain seperti video, animasi, dll) yang dilengkapi dengan teks, maka teks tersebut harus merupakan jadi satu kesatuan dari gambar tersebut, jangan menjadi sesuatu yang terpisah.

3.  Kesinambungan Waktu
Siswa bisa belajar lebih baik ketika kata dan gambar terkait disajikan secara simultan dibandingkan apabila disajikan bergantian atau setelahnya. Nah, ketika Anda ingin memunculkan suatu gambar dan atau animasi atau yang lain beserta teks, misalnya, sebaiknya munculkan secara bersamaan alias simultan. Jangan satu-satu, sebab akan memberikan kesan terpisah atau tidak terkait satu sama lain. Begitu kata Mayer.

4.  Prinsip Koherensi
Siswa bisa belajar lebih baik ketika kata-kata, gambar, suara, video, animasi yang tidak perlu dan tidak relevan tidak digunakan. Nah, ini yang sering terjadi. Banyak sekali pengembang media mencantumkan sesuatu yang tidak perlu. Mungkin maksudnya untuk mempercantik tampilan, memperindah suasana atau menarik perhatian mata. Tapi, menurut Mayer, hal ini sebaiknya dihindari. Cantumkan saja apa yang perlu dan relevan dengan apa yang disajikan. Jangan macam-macam.

5.  Prinsip Modalitas Belajar
Siswa bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video, daripada dari animasi plus teks pada layar. Jadi, lebih baik animasi atau video plus narasi daripada sudah ada narasi ditambah pula dengan teks yang panjang. Hal ini, sangat mengganggu.

6.  Prinsip Redudansi
Siswa bisa belajar lebih baik dari animasi dan narasi termasuk video), daripada dari animasi, narasi plus teks pada layar (redundan). Jika kata-kata dan gambar-gambar disajikan secara visual maka saluran visual akan kelebihan beban. Jika animasi berisi narasi yang padat, maka sebaiknya tidak menambahkan teks yang hanya mengulang kata-kata dari narasi.

7.  Prinsip Personalisasi
Siswa bisa belajar lebih baik dari teks atau kata-kata yang bersifat komunikatif (conversational) daripada kalimat yang lebih bersifat formal. Lebih baik  menggunakan kata-kata lugas dan enak daripada bahasa teoritis,  oleh karena itu, sebaiknya gunakan bahasa yang komunikatif dan sedikit ber-style.

8.  Prinsip Interaktivitas
Siswa bisa belajar lebih baik ketika ia dapat mengendalikan sendiri apa yang sedang dipelajarinya (manipulatif: simulasi, game, branching). Sebenarnya, orang belajar itu tidak selalu linier alias urut satu persatu. Dalam kenyataannya lebih banyak loncat dari satu hal ke hal lain. Oleh karena itu, multimedia pembelajaran harus memungkinkan user/pengguna dapat mengendalikan penggunaan daripada media itu sendiri. dengan kata lain, lebih manipulatif (dalam arti dapat dikendalikan sendiri oleh user) akan lebih baik. Simulasi, branching, game, navigasi yang konsisten dan jelas, bahasa yang komunikatif, dan lain-lain akan memungkinkan tingkat interaktivitas makin tinggi.

9.  Prinsip Sinyal
Siswa bisa belajar lebih baik ketika kata-kata, diikuti dengan cue, highlight, penekanan yang relevan terhadap apa yang disajikan. Kita bisa memanfaatkan warna, animasi dan lain-lain untuk menunjukkan penekanan, highlight atau pusat perhatian (focus of interest). Karena itu kombinasi penggunaan media yang relevan sangat penting sebagai isyarat atau kata keterangan yag memperkenalkan sesuatu.

10. Prinsip Perbedaan Individu
Pengaruh desain lebih kuat terhadap siswa berpengetahuan rendah daripada berpengetahuan tinggi, dan terhadap siswa berkemampuan spasial tinggi daripada berspasial rendah. Siswa yang berpengetahuan lebih tinggi bisa menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya untuk mengkompensasi atas kurangnya petunjuk dalam presentasi. Siswa yang berpengetahuan rendah kurang bisa melakukan pemrosesan kognitif yang berguna saat presentasinya kurang petunjuk. Siswa yang memiliki kemampuan spasial yang tinggi memiliki kapasitas kognitif untuk secara mental memadukan reprentasi verbal dan visual dari presentasi multimedia yang ada. Siswa yang berspasial rendah harus mengerahkan kapasitas kognitif yang begitu banyak untuk memahami apa yang disajikan.

11. Prinsip Praktek                                
Interaksi adalah hal terbaik untuk belajar, kerja praktek dalam memecahkan masalah dapat meningkatkan cara belajar dan pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang sedang dipelajari.

12. Pengandaian
Menjelaskan materi dengan audio meningkatkan belajar. Siswa belajar lebih baik dari animasi dan narasi, daripada dari animasi dan teks pada layar
Kesimpulannya penggunaan multimedia (kombinasi antara teks, gambar, grafik, audio/narasi, animasi, simulasi, video) secara efektif untuk mengakomodir perbedaan modalitas belajar.


Pemilihan Media Pembelajaran
Untuk menghasilkan media pembelajaran yang baik perlu dilakukan dengan menempuh prosedur yang benar dalam proses pengembangannya. Soulier sebagaimana dikutip oleh Sunaryo Sunarto (2002) menjelaskan bahwa tahapan pengembangan media khususnya yang berbantuan komputer meliputi plan, development, dan evaluation.
William W Lee dalam bukunya Multimedia Based Instructinal Design  menguraikan lima tahap prosedur pengembangan media yang meliputi analysis, design, development, implementation, dan evaluation (2004: 161).
a)      Analysis
Sebelum mengembangkan media, terlebih dahulu harus dilakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan cara observasi lapangan atau melalui kajian pustaka.
b)      Design
Tahap desain mencakup desain pembelajaran dan desain produk media. Tahap desain pembelajaran meliputi komponen: identitas, standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok, strategi pembelajaran, rancangan evaluasi, dan sumber bahan. Sedangkan desain produk media   mencakup elemen: struktur diagram alir, storyboard, dan elemen gambar atau animasi.
c)      Development
Tahap ini adalah tahapan produksi media sesuai dengan desain yang direncanakan. Pada tahap ini dilakukan assembling (perakitan) berbagai elemen media yang diperlukan menjadi satu kesatuan media utuh yang siap digunakan. 
d)      Evaluation
Evaluasi terhadap media pembelajaran dilakukan dengan dengan cara validasi oleh ahli materi dan ahli media, untuk mengetahui kualitas media yang telah dihasilkan. Selain dengan validasi ahli, evaluasi juga dilakukan dalam bentuk ujicoba oleh pengguna. Ujicoba media dilakukan dengan tiga tahap, yaitu ujicoba perorangan, ujicoba kelompok kecil, dan ujicoba lapangan.
Ujicoba perorangan dilakukan terhadap seorang peserta didik yang mewakili kelompok yang akan menjadi pengguna media tersebut. Untuk keperluan ujicoba, sebaiknya dipilih peserta didik yang kemampuannya sedikit di bawah kemampuan rata-rata.
Ujicoba terhadap kelompok kecil dilakukan setelah adanya revisi berdasarkan hasil ujicoba perorangan. Ujicoba kelompok kecil ini diberikan terhadap 5-8 peserta didik yang memiliki kemampuan rata-rata kelompok. Setelah ujicoba kelompok kecil selesai, maka perlu dilakukan perbaikan atau revisi sesuai dengan temuan yang ada.
Ujicoba lapangan dilakukan terhadap kelompok peserta didik yang menjadi target penggunaan media, dalam situasi belajar yang sebenarnya. Jika tidak memungkinkan untuk mengujicobakan terhadap seluruh peserta didik secara lengkap, maka dapat diambil sampel sejumlah 20-30 orang.
Sung Heum Lee (1999) menawarkan lima dimensi dalam uji penggunaan multimedia interaktif. Lima dimensi yang harus diuji adalah: learnability, performance efetiveness, flexibility, error tolerance & system integrity, dan user satisfaction. Dimensi learnabilitybertujuan mengetahui tingkat kemampuan pengguna dalam mengoperasikan sistem untuk menghasilkan penguasaan kompetensi yang diharapkan. Performance effectivenessdimaksudkan untuk mengukur kemudahan penggunaan sistem secara kuantitatif. Flexsibilityterkait dengan sejauh mana sistem memungkinkan user untuk mencapai tujuannya. Error tolerance & system integrity dimaksudkan untuk menguji toleransi kesalahan dalam menggunakan sistem dan atau kemampuan sistem dalam mencegah kehilangan dan korupsi data. Dimensi user satisfaction dimaksudkan untuk mengukur persepsi, perasaan, dan opini pengguna tentang sistem yang dihasilkan

Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran merujuk pada pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini disebabkan adanya beraneka ragam media yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar.
            Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah:
(1)   harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa.
(2)   pemilihan media hams secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa.
(3)   tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu
(4)   pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar
(5)   untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media.
(6)   pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.
            Sedangkan Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain:
(1)   sebelum memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
(2)   pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan
(3)   pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat (a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (b) ketersediaan bahan media, (c) biaya pengadaan, dan (d) kualitas atau mutu teknik.


Permasalahan:

Penggunaan multimedia (kombinasi antara teks, gambar, grafik, audio/narasi, animasi, simulasi, video) secara efektif untuk mengakomodir perbedaan modalitas belajar.

Nah jika guru sudah merancang sedemikian rupa multimedia tersebut tapi tidak ada respon dari siswa nya atau hanya beberapa saja siswa yang memberi respon apa yang harus dilakukan oleh guru agar siswa nya memberi umpan balik yang baik dalam pembelajaran tersebut?

Komentar

  1. Siang saya akan menambahkan sedikit tentang multimedia pembelajaran
    Penerapan prinsip-prinsip desain multimedia dalam pengembangan
    multimedia pembelajaran akan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam
    belajar sekaligus akan dapat meningkatk
    an kualitas tampilan multimedia itu
    sendiri. Multimedia sesungguhnya proses mengintegrasikan unsur-unsur pesan
    auditori dan visual menjadi inform
    asi yang relevan sehingga menjadi kunci
    pembelajaran yang penuh makna.
    Multimedia pembelajaran akan menjadi
    efektif apabila sajian terdiri atas
    unsure gambar dan kata-kata bukan hanya kata-kata saja, bagian yang terkait
    anatara gambar dan teks atau narasi da
    n animasi disajikan secara berbarengan,
    tidak ada unsur-unsur ekstra atau tambahan yang tidak perlu ditampilakan dalam
    sajian multimedia, adanya keberimbangan salauran pesan antara saluran melalui
    auditori dan visual, serta memper
    hatikan perbedaan individual.

    BalasHapus
  2. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serang-kaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, di mana dalam proses tersebut terkandung multi peran dari guru.

    Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, peren-cana pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator.


    Nah jadi kalo guru sudah menggunakan perannya dengan baik insyaallah proses belajar akan berjalan baik,tapi proses belajar itu juga bergantung pada siswanya,jika guru sudah menjalankan peran nya dengan baik dan setelah membuat dan menggunakan media yang sedemikian rupa bagusnya tapi kalau dari siswanya tidak ada niat dan keinginan untuk belajar maka itu percuma saja. Karena keberhasilan proses pembelajaran itu bukan hanya bergantung pada guru,tetapi juga bergantung pada siswa dan materi yang akan diajarkan

    BalasHapus
  3. Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai dengan proses pembelajaran secara menyeluruh. Ujung akhir dari pemilihan media adalah penggunaaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan media yang kita pilih. Dalam hal ini guru haruslah pandai dalam memilih media apa yang sesuai dan cocok digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
    Jika media yang kita pilih sudah sesuai dengan materi namun hanya sedikit siswa yang memberi umpan balik terhadap pembelajaran tersebut mungkin dikarenakan media yang digunakan terlalu rumit sehingga sebagian siswa tidak memahaminya. Maka jika hal itu terjadi maka diperlukan evaluasi lagi terhadap media yang digunakan. Namun, jika siswa masih tetap tidak memberikan respons maka diperlukan kebijakan guru yang tegas untuk siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran. Dan hal yang paling penting adalah diusahakan media yang digunakan dapat menarik perhatian siswa dan memotivasinya untuk ikut belajar. Dan ini juga tergantung dari siswa tersebut apakah masih tetap tidak mau memperhatikan pembelajaran atau berubah.

    BalasHapus
  4. Saya akan mencoba menjawab permasalahan anda, Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum, guru perlu melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, menentukan strategi, pemilihan materi dan metode pembelajaran, sampai pada penilaian. Serangkaian kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut sering disebut dengan pendekatan yang dilakukan oleh guru atau pendekatan pembelajaran.

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendekatan adalah proses, cara perbuatan mendekati. Sedangkan guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.[1]

    Dengan demikian dapat disimpulkan pendekatan guru adalah proses, cara atau perbuatan mendekati yang dilakukan seorang guru kepada peserta didik untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien, dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, pandangan guru terhadap siswa akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai siswa, hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.

    BalasHapus
  5. Baiklah disini saya akan mencoba menjawab permasalahan yang telah dipaparkan di atas, apabila seorang guru telah menggunakan media dalam proses pembelajaran tetapi masih tidak mendapatkan respon dari peserta didik tentu ada kesalahan dalam proses tersebut. Seorang guru harus bisa mengidentifikasi kesalahan tersebut berasal dari guru itu sendiri kah atau dari siswa nya. Jika ditinjau dari guru kemungkinan kesalahan tersebut dalam penggunaan medianya, bisa saja media yang digunakan tidak menarik sehingga tidak dapat membuat peserta didik ikut berpartisipasi di dalam proses pembelajaran, maka dari itu guru harus dapat membuat media semenarik mungkin sehingga dapat menarik perhatian siswa.

    BalasHapus
  6. Kurang istirahat sepanjang hari dan tidur larut adalah hal biasa bagi seorang guru. Setiap malam mempersiapkan administrasi guru, merencanakan pembelajaran untuk esok hari, mengoreksi hasil tugas dan ujian siswa. Semua itu dikerjakan guru hebat tanpa kompensasi lembur sebagaimana pegawai di perusahaan atau pabrik. Guru hebat mengerjakan tugasnya dengan sepenuh hati demi keberhasilan pembelajaran siswa.

    Lalu ketika hasilnya siswa belum memiliki pengetahuan dan sikap sesuai tujuan pembelajaran, hal ini membuat para guru bersedih hati dan bingung bukan kepalang. Kesedihan itu menjadi bertambah manakala menghadapi reaksi negatif orang tua yang terkesan menyalahkan guru.

    Agar beban guru seperti tersebut di atas dapat hilang, maka sebaiknya guru hebat berusaha melengkapi metode dan media yang sudah digunakan dengan melakukan bahasa komunikasi efektif berdasarkan modalitas atau gaya belajar siswa.

    Modalitas atau gaya belajar siswa terbagi 3 yaitu visual, auditory, kinestetik. Bagi siswa yang memiliki gaya belajar visual, mereka mengandalkan matanya (penglihatan). Siswa dengan modalitas dan gaya belajar visual lebih mudah menerima informasi dengan cara melihat objek pembelajaran. Mereka yang auditory mengandalkan telinganya (pendengaran). Lebih menyukai apa yang dia dengar seperti mendengarkan musik, mendengarkan penjelasan guru. Nah bagi siswa dengan gaya belajar kinestetik, ini mengandalkan fisiknya (gerakan). Lebih banyak bergerak, meraba atau memegang langsung objek pembelajaran.

    Karena di dalam kelas terdiri dari banyak siswa, sudah dipastikan 3 modalitas dan gaya belajar ini berkumpul lengkap ketiganya (visual, auditory, kinestetik). Jadi, guru hebat itu pada saat mengajar di kelas mestilah menggunakan pendekatan semua modalitas dan gaya belajar siswa.

    Jika guru hebat menggunakan bahasa sesuai dengan modalitas semua siswa, maka Anda sudah mampu membangun rapor atau kesamaan dengan para siswa. Ini akan jauh lebih efektif. Para siswa akan merasa nyaman, karena perbendaharaan kata yang Anda ucapkan matching dengan bahasa mereka. Para siswa akan menyimak, merasa, dan berpikir ini "gue banget".

    BalasHapus
  7. saaya akan mencoba membahas permasalahan anda , jika seorang anak cenderung tidak merespon pada saat guru menjelaskan , mungkin dikarenakan media yang digunakan oleh guru tersebut membosankan dan tidak menerapkan pada prinsip prinsip dasar multimedia pembelajaran , hingga seorang anak cepat merasa bosan dan enggan untuk memahami materi yang diajarkan ,

    BalasHapus
  8. Baiklah menanggapi masalah yang anda berikan, umpan balik siswa tentunya berasal dari bagaimana guru memberikan stimulus yang tepat pada riswa agar mendapatkan respons positif. Jika guru telah merancang sebuah media sedemikian rupa namun tidak memberikan tanggapan yang diinginkan, tentunya banyak faktor yang mempengaruhi, seperti melencengnya materi yang ingin di sampaikan, penggunaan bahasa yang terlalu baku, banyaknya animasi yang memecah konsentrasi dan terlalu kompleksnya media yang dibuat tentunya hal yang perlu di lakukan oleh guru adalah mengetahui analisis kebutuhan dari siswa dan boleh juga melakukan observasi atau dapat bertanya denganguru mrngenai bagaimana karaktrristipada kelas atau lokal yang dituju..

    BalasHapus
  9. Saya akan menanggapi masalah anda yaitu


    Menurut Pickering dan Marzano dalam buku The Highly Engaged Classroom (2011), ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk membuat siswa merespon pembelajaran dengan positif. Saat mengajar, guru harus memperhatikan jeda (pacing) atau transisi terutama saat perpindahan dari satu aktifitas ke aktifitas yang lain. Jeda atau transisi yang terlalu lama akan menurunkan energi dan perhatian siswa. Sedangkan transisi yang terburu-buru akan cenderung membingungkan siswa. Oleh karena itu, guru sebaiknya memperkirakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jeda pembelajaran. Misalnya mengumpulkan tugas, mengembalikan atau mengambil peralatan belajar, membagikan dan mengumpulkan buku, dsb. Hal-hal yang rutin dilakukan seperti contoh diatas sebaiknya dilengkapi dengan prosedur agar para siswa terbiasa melakukannya. Selain itu, setiap aktifitas harus mempunyai awal dan akhir yang jelas sehingga para siswa tahu waktu untuk memulai aktifitas baru dan akhir dari aktifitas itu. Guru juga perlu memperhatikan para siswa yang menyelesaikan tugas lebih cepat dari alokasi waktu yang diberikan. Agar tidak mengganggu siswa lain, guru bisa memberikan pilihan kegiatan kepada siswa tersebut misalnya membantu siswa lain, membaca buku, atau mengerjakan tugas lain yang lebih menantang. Hal lain yang mempengaruhi jeda dalam pembelajaran adalah penyampaian materi baru. Materi atau topik baru seharusnya disampaikan sedikit demi sedikit agar siswa mempunyai waktu untuk memahami informasi yang disampaikan.



    Selain memperhatikan jeda, guru sebaiknya memfasilitasi siswa untuk aktif secara fisik. Keaktifan secara fisik akan mempengaruhi tingkat energi para siswa. Aktifitas ini dapat dikolaborasikan dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari atau dapat juga terpisah dari konten pembelajaran. Contoh aktifitas yang dapat diaplikasikan adalah brain gym, permainan dalam kelompok, permainan tradisional, olahraga ringan, drama, dsb.



    Respon siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh antusiasme guru saat mengajar. Oleh karena itu, Pickering dan Marzano (2011) menyarankan agar guru berbicara dengan suara yang cukup kencang, tersenyum, dan menggunakan bahasa tubuh yang sesuai. Guru juga dapat menyampaikan cerita pribadi yang berhubungan dengan materi pembelajaran untuk mengungkapkan ketertarikannya pada materi yang sedang dibahas. Pickering dan Marzano (2011) menyebutkan juga bahwa penggunaan humor di kelas dapat mengurangi tekanan pada siswa saat belajar.



    Faktor lain yang mempengaruhi respon para peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran adalah hubungan antara guru dengan para peserta didik. Para siswa yang merasa dekat dengan guru akan cenderung berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Untuk membangun relasi dengan siswa, maka cara guru berbicara dan bersikap harus mencerminkan bahwa guru menghargai dan menerima keberadaan siswa. Guru juga harus memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perlakuan yang sama. Selain mempengaruhi respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran, hubungan yang positif ini juga berdampak pada hubungan antar siswa.



    Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa guru mempunyai peran yang penting dalam membangun suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Jika guru merencanakan pembelajaran dengan matang disertai dengan jeda yang efektif dan kegiatan yang membuat siswa aktif secara fisik, mengajar dengan semangat yang tinggi serta membangun relasi positif dengan para siswa, maka para siswa akan merespon pembelajaran dengan positif. Respon yang positif ini merupakan sebuah awal yang baik agar siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh untuk mencapai prestasi yang optimal.

    BalasHapus
  10. Para pakar pendidikan sering menganjurkan bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya guru menggunakan media yang lengkap, sesuai dengan keperluan dan menyentuh berbagai indra. Untuk memenuhi keperluan itu, maka penggunaan multimedia adalah salah satu alternatif pilihan yang baik untuk pengajaran dan pembelajaran yang berkesan.

    Pembelajaran berbasis multimedia mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan papan tulis dan kapur. Pembelajaran berbasis multimedia melibatkan hampir semua unsur-unsur indra. Penggunaan multimedia dapat mempermudah siswa dalam belajar, juga waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien. Selain itu pembelajaran dengan menggunakan multimedia akan sangat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dimana dengan motivasi yang meningkat maka prestasipun akan dapat diraih dengan lebih optimal. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran juga akan mengenalkan sedini mungkin pada siswa akan teknologi.

    BalasHapus
  11. Baiklah menanggapi masalah yang anda berikan, umpan balik siswa tentunya berasal dari bagaimana guru memberikan stimulus yang tepat pada riswa agar mendapatkan respons positif. Jika guru telah merancang sebuah media sedemikian rupa namun tidak memberikan tanggapan yang diinginkan, tentunya banyak faktor yang mempengaruhi, seperti melencengnya materi yang ingin di sampaikan, penggunaan bahasa yang terlalu baku, banyaknya animasi yang memecah konsentrasi dan terlalu kompleksnya media yang dibuat tentunya hal yang perlu di lakukan oleh guru adalah mengetahui analisis kebutuhan dari siswa dan boleh juga melakukan observasi atau dapat bertanya denganguru mrngenai bagaimana karaktrristipada kelas atau lokal yang dituju..

    BalasHapus
  12. Menurut saya, siswa tidak dapat merespon dengan baik karena stimulus yang diberikan guru kurang menarik. Jika stimulus yamg diberikan oleh guru dapar menarik minat siswa dalam belajar maka dapat dikatakan bahwa guru tersebut telah berhasil dalam mengajar.

    BalasHapus
  13. Saya akan mencoba menjawab permasalahan permasalahan Anda.
    Ada beberapa teknik yang dapat guru lakukan agar mendapatkan umpan balik dari siswa dalam proses pembelajaran :
    1. Memancing Apersepsi Anak Didik.
    Anak didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Latar belakang kehidupan sosial anak penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana anak berasal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa anak.
    2. Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
    Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar.
    3. Memilih Bentuk Motivasi yang Akurat
    Agar anak didik senang dan bergairah belajar, guru berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan memanfaatkan semua potensi kelas yang ada.

    BalasHapus
  14. Para pakar pendidikan sering menganjurkan bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran sebaiknya guru menggunakan media yang lengkap, sesuai dengan 8keperluan dan menyentuh berbagai indra. Untuk memenuhi keperluan itu, maka penggunaan multimedia adalah salah satu alternatif pilihan yang baik untuk pengajaran dan pembelajaran yg berkesan.
    Maksd dari penjelasan di atas ialah dengan mengaitkan dengan minat siswa maka hal tersebut akan berjalan sesuai dengan yg di harapkan

    BalasHapus
  15. Bila siswa kurang aktif, padahal multimedia yang kita berikan sudah menarik. Maka yang perlu dilakukan pendidik adalah memotivasi peserta didik untuk menumbuhkan minat belajarnya. Namun, bila masih tidak efektif, perlu diberikan tindakan tegas dan disiplin.

    BalasHapus
  16. menurut pendapat saya dalam pembelajaran melelui multimedia menggunakan berbagai aplikasi baik menggunakan gambar ataupun video, guru harus lebih memperjelas suatu materi. tentunya materi yang dishare di aplikasi multimedia tersebut akan lebih di mengerti apabila guru akan memberi penjelasan yang lebih afektif serta memberi tugas yang sesuai dengan kemampuan siswanya. akan lebih baik jika seorang guru menjalin hubungan yang dekat ataupun adanya ke akraban antara siswa dengan guru, minat atau tidaknya seorang siswa dalam memperhatikan penjelasan materi yang kita ajarkan itu tergantung bagaimana seorang guru dapat memberi pendekatan yang baik.

    BalasHapus
  17. Yg dilakukan adalah menyunggung sesuatu dalam kehidupan sehari hari misalnya kalo anak sma kan tentang pacaran, singgung tentang itu, sedikit ngelucu, kemudian memaksa mereka ikut andil dalam pembelajaran, menjawab pertanyaan. Mungkin tadi saat diam saja karena tidak ada yg berani ngomong

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME 3 : TEORI PEMROSESAN INFORMASI BERBANTUAN MEDIA (MENURUT GAGNE DAN ATKINSON)

RESUME 1: LANDASAN TEORI MULTIMEDIA PEMBELAJARAN